2. PENCAK SILAT CINGKRIK
Pencak silat Cingkrik, adalah salah satu seni beladiri Indonesia asli, yang telah berumur bertahun-tahun dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya.
Cingkrik, adalah salah satu Aliran silat Betawi.
Lantaran beberapa gerakannya adalah berlompat
lompatan dengan satu kaki, orang Betawi menyebutnya jejingkrikan,
lantas kemudian silat ini pun disebut Jingkrik, Cingkrig atau Cingkrik.
Engkong Goning, nama aslinya adalah Ainin Bin Urim.
Beliau adalah seorang pejuang kedoya kebon jeruk Jakarta Barat, serta pewaris dan penerus silat Cingkrik.
Beliau lahir sekitar tahun 1895 dan meninggal sekitar tahun 1975 pada umur 80 tahun.
Beliau sering dipanggil “Nin” (berubah bunyi menjadi “Ning”)
dan ditambah kata
“GO” di depan kata Ning (kata ledekan anak-anak Betawi),
jadi “GONING”
Menurut penjelasan dari Haji Husien (anak kedua dari Kong Goning), bahwa
Beliau sering pergi ke daerah Marunda (Cilincing Tanjung Priok)
tempat dimana Bang Pitoeng jaya pada zamannya.
Beliau pulang ke Kedoya dari Marunda 2, 3 sampai 4 hari lamanya (tidak dijelaskan apa tujuannya).
Beliau mempunyai 4 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan.
Nama anak laki-laki beliau adalah :
1. Kosim (Almarhum)
2. Haji Husien
3. Haji Sa’adih
4. Haji Arsyad Jago/Mandor (Almarhum)
Dan beliau juga mempunyai seorang murid yang bernama Engkong Usup Utay.
0 komentar:
Posting Komentar